Ilustrasi gambar
PONTIANAK – Kalimantan Barat masih kekurangan tenaga kesehatan meliputi perawat, dokter, ahli gizi dan tenaga analis, serta bidan. Kepala Dinas Kesehatan Kalbar, Andy Jap mengatakan kekurangan tenaga kesehatan masih jadi masalah pihaknya dalam upaya pemerataan layanan kesehatan di 14 kabupaten dan kota se-Kalbar.
“Bidan saat ini kurangnya sekitar 500-an se Kalbar. Dokter lebih banyak kurang,” kata dia kepada wartawan, Rabu (01/08/2018)
Menurutnya kebijakan moratorium atau pembatasan sementara perekrutan pegawai negeri sipil (PNS) tenaga kesehatan membuat pihaknya harus merancang strategi khusus memaksimalkan pelayanan kesehatan.
“Ada upaya mengatasi defisit itu. Karena Pegawai Tidak Tetap (PTT) tidak boleh, maka ada program persiapan khusus untuk daerah yang terpencil, daerah sulit dan daerah memang kurang diminati,” jelasnya.
Andi Jap menjelaskan bahwa program persiapan tenaga kesehatan itu merupakan program Kementerian Kesehatan (Kemenkes). Para tenaga kesehatan yang ikut program akan dikontrak selama dua tahun.
Ia menambahkan, Kalbar sudah ada tenaga kesehatan yang masuk dan ditetapkan penugasannya. Mereka berasal dari Kalbar dan daerah lain. Ada yang bertugas di daerah perbatasan seperti Badau, Kabupaten Kapuas Hulu, Senaning, Kabupaten Sintang dan Entikong, Kabupaten Sanggau.
“Hal tersebut merupakan salah satu kebijakan Kemenkes untuk mengatasi kekurangan tenaga kesehatan di daerah,” pungkasnya.