Header Ads Widget

Elit Bekasi Sibuk Ngurusin Cawabup Kuat, Petani Di Bantarsari Terancam Gagal Tanam

Foto: H.Ono Saat Meninjau Pesawahan Yang Kekeringan. 

KABUPATEN BEKASI - Saat semua mata dan telinga tertuju soal kancah politik kabupaten Bekasi tentang bakal Calon wakil Bupati Bekasi yang tepat untuk mendampingi Bupati Eka Supria Atmaja memimpin Kabupaten Bekasi ada hal yang hampir luput dari perhatian para eksekutif maupun legeslatif yaitu masalah kekeringan lahan pertanian di Desa Bantarsari Kecamatan Pebayuran sekitar 150 Hektar lahan sawah terancam gagal tanam.

Akibat kurangnya pasokan air sekitar 150 hektar lebih lahan pesawahan milik petani di Desa Bantarsari Dusun I Kecamatan Pebayuran yang seharusnya sudah mulai masuk masa tanam kini terancam kekeringan, selain permasalahan kurangnya pasokan air aliran air yang ada lebih rendah dari sawah sengga para petani harus mengeluarkan biaya ekstra menggunakan mesin pompa air untuk mengaliri sawahnya.

Menurut H Ono Kepada seputardaerah.com mewakili para petani lainya menuturkan Ada sekitar 150 Hektar lahan sawah milik prtani yang kekeringan di wilayah Desa Bantarsari ada satu-satunya nya saluran air yang bisa mngairi sawah yaitu kali kalen tengah dan kali kiwing tapi kita semua para petani merasa terbebani karena kali kiwing utuk mengaliri air ke sawah kita harus menggunakan mesin Pompa jadi menambah biaya pertanian, jelas sangat memberatkan."Tuturnya Sabtu (22/06/2019) sore

Seharusnya dari 15 hari yang lau kami sudah mulai menebar bibit tapi karena pasokan air kurang mau tidak mau kami para petani mengeluarkan biaya tambahan gunakan mesin pompa air untuk mengairi sawah,sangat jelas kami merasa terbebani."Keluhnya

Di tempat yang sama Abdul Royadin dari Lembaga Swadaya Masyarakat Lemabaga Pengawasan Kebijakan Pemerintah dan Keadilan (LSM LP KPK) membenarkan, memang benar di lahan peswahan tersebut setiap tahunnya selalu  kekeringan karena kurangnya pasokan air, Apalagi saat ini musim kemarau para petani kebingungan, Karena pas masuk musim tanam pasokan air yang ada tidak mampu memenuhi kebutuhan sawah yang ada."Ungkapnya

Hasil saya Observasi kami di lapangan jadi kebutuhan pasokan air untuk mengairi 150 hektar setiap musimnya dari mulai musim tanam sampai musim panen para petani menggunakn mesin pompa jadi akhirnya para petani harus mengeluarkan biaya tambahan yang lumayan besar untuk membeli bahan bakar jenis solar saja sekitar 200 hingga 300 liter."Terangnya

Saya berharap baik kepada pemerintah daerah, Pemerintah Provinsi dan Pemerintah pusat yang menangani soal Pertanian agar segera memeberikan solusi jika perlu turun langsung agar lebih tau tentang kesulitan air yang di alami para petani yang ada di Desa Bantarsari ini,"Harapnya.(Boe/Mul)

Berita Lainnya

Baca Juga