MAPABA adalah
singkatan dari Masa Penerimaan Anggota Baru, yang merupakan gerbang awal
memasuki Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia, MAPABA sebagai wahana pengenalan
awal terhadap PMII serta penanaman nilai-nilai yang ada pada PMII. Masa ini
harus berfokus pada penanaman nilai gerakan dan tanggungjawab sosial yang
bernuansa religius. Selain itu juga harus memperjelas idelisme mahasiswa muslim
dalam melakukan pergerakan.
Mahasiswa mempunyai
tanggung jawab yang lebih jika dibandingkan dengan elemen masyarakat lain. Dan
itu membutuhkan satu kesadaran. Kesadaran yang tumbuh dari setiap mahasiswa
bahwa ia tidak saja mesti menyelesaikan tugas-tugas akademik di kampus, namun
juga mesti mampu menyelesaikan problem-problem sosial kemasyarakatan yang
ternyata jauh lebih rumit ketimbang belajar teorinya dan baca buku di dalam
kelas.
Pergerakan
Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), sebagai sebuah organisasi kemahasiswaan yang
berideologi Islam Ahlussunnah Wal Jama'ah senantiasa mempunyai peran dan
tanggung jawab yang sangat besar untuk melakukan gerakan dakwah Islamiyah,
yaitu mewujudkan ajaran Islam yang rahmatan lil Alamin yang dapat diterima
semua elemen masyarakat pemeluk agama Islam sesuai dengan kultural masyarakat
Indonesia yang masih menjunjung adat istiadat sebagai warisan leluhur.
Berbicara
tanggung jawab, secara signifikan merupakan tugas berat yang harus di emban
oleh warga pergerakan mengingat perubahan yang akan tercipta tidaklah mudah dapat
di terima di kalangan masyarakat, bahkan menjadi tantangan mengganjal bagaimana
bisa masyarakat tidak percaya kaum pergerakan? Mengingat historis warga
pergerakan yang menjadi peran penampung aspirasi rakyat, menjadi garda depan
untuk rakyat. Maka kemana label yang seharusnya disanding oleh para wajah
pergerakan.
Setelah kita
lihat bersama faktanya Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia lebih condong turun
ke jalan, warga pergerakan lebih di kenal anarkis dari pada kritisnya yang
selalu jadi acuan, kaum yang seharusnya di kenal dengan intelektualitasnya
malah terlihat dan berlabel sebaliknya. Dan masyarakat hanya dapat melihat
sepintas dari perjuangan pergerakan sehingga yang terfikir oleh mereka pertama
kali ketika menuai PMII adalah “organisasi pendemo” mungkin hal ini karena
beberapa oknum lebih peduli pada hal yang aktual sehingga informasi lebih
kepada bahan yang bagus menjadi sorotan.
Selanjutnya
menindak lanjuti perihal tersebut sudah seharusnya warga pergerakan mengkaji
ulang, Tanggung jawab sosial seperti apakah yang di harapkan rakyat? Hal apa
sekiranya yang membantu rakyat? Bagaimana PMII bisa di percaya oleh rakyat?
Jangan sampai warga pergerakan di anggap hilang identitas karena tidak tahu
tujuan dari pergerakan itu sendiri.
Menurut Muhammad
Jaini selaku ketua pelaksana dalam kegiatan tersebut mengangkat tema yang di
usung pada MAPABA PMII STAI Nur EL GHazy ialah :
“Melabuhkan
Nilai Tasawur Islam Dalam Generasi Muda Yang Militan”
Titik berat dari
tema ini ialah, Rubbaniyah (ketuhanan). Wasatiyah (adil), alamiyah
(Sesuai kodrat manusia), uluwiyah (Menyeluruh, meliputi kehidupan dunia), Waqi'iyah (Modern).
Ditempat yang
sama Ketua PMII Komisariat STAI Nur El Ghazy. Ega Haidar S.S, "Mengapresiasi
kegiatan MAPABA ini guna menumbuhkan nilai-nilai Ahlussunnah Wal Jama'ah yang
senantiasa mempunyai peran dan tanggung jawab yang sangat besar untuk melakukan
gerakan dakwah Islamiyah. " Ucap Haidar. Minggu (31/10/2021).
Dalam agenda kali
ini dihadiri oleh Muhammad Harun Ar Rasyid selaku Ketua Pengurus Cabang PMII Kabupaten
Bekasi, Juanda, Sekretaris 1 Pengurus Cabang PMII Kabupaten Bekasi dan juga
Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa Terpilih STAI Nur EL Ghazy yaitu saudara Taufik
Rahman.
Harapannya dengan adanya Kegiatan MAPABA ini dapat Menjalankan proses pembinaan, penjagaan, dan pengembangan anggota. Membina anggota dalam setiap pergerakan. Menjaga anggota dalam nilai-nilaiorganisasi dan memastikan anggota tersebut masih sepaham dan setujuan serta Mengembangkan skill and knowledge anggota agar semakin kontributif.