JAKARTA - Milenial Indonesia mengadakan deklarasi nasional dan diskusi kemaritiman di Warunk Upnormal Fatmawati, Jakarta Selatan, Minggu siang (27/3/2022).
Ketua Umum Milenial Indonesia, Sureza dalam sambutannya mengatakan bahwa Milenial Indonesia merupakan gagasan bersama kaum milenial yang memiliki tujuan untuk mengawal kejayaan Indonesia.
"Dalam perkembangan teknologi informasi hari ini, kita menghadapi keadaan yang kompleks. Keadaan ini harus kita tangkap dengan inovasi untuk menangkap cepatnya perubahan zaman," tambah Reza.
"Nah kita, Milenial Indonesia siap mengawal regenerasi kepemimpinan Indonesia," pungkas Reza.
Dalam deklarasi itu, Milenial Indonesia mengangkat tema Menyatukan Visi dan Meneguhkan Komitmen: Mewujudkan Kejayaan Indonesia sebagai Poros Maritim Dunia.
Kegiatan dimulai dengan diskusi mengenai tema tersebut. Hadir sebagai narasumber, Direktur Eksekutif The Global Reviw Hendrijat, Peneliti dan Pengamat Intelejen Wawan H. Purwanto, dan Staf Ahli Komisi V DPR RI M. Makbul Ramadhani.
Hendrajit dalam pemaparannya mengatakan, melihat persoalan maritim secara global, konektivitas geografis menjadi isu utama geopolitik.
"Misalnya, dalam konteks negara di Tiongkok, jalur maritim termasuk dalam strategi nasional yang menjadi aset negara," kata Hendrajit.
Dalam konteks Indonesia, Hendrajit menyebutkan bahwa Indonesia secara geo-maritim telah tergadai.
Secara strategis kita tergadai aset geo-maritimnya, misalnya melihat kondisi geografis di Maluku Utara. Geografis Maluku Utara bukanlah pertambangan, tetapi potensi maritim dan agraria. Sehingga yang layak menjadi aset di Maluku Utara adalah maritim dan agraria," pungkas Hendrajit.
Oleh karena itu, Hendrajit menekankan bahwa untuk mewujudkan Indonesia sebagai poros maritim dunia, perlu untuk menguasai strategi geopolitik dunia.
Wawan H. Purwanto dalam pemaparannya memberikan penekanan kepada generasi milenial untuk terus membuka wacana terhadap isu-isu politik dan maritim. Sebab Nusantara pernah menjadi poros maritim dunia. Wawan mengajak Milenial Indonesia untuk terus memberikan inovasi dan belajar skill yang berkaitan dengan teknologi.
"Dulu kita hebat, pernah menjadi poros maritim dunia. Jika milenial saat ini peduli dengan persoalan maritim, bisa jadi 30 tahun kemudian, kita bisa menjadi poros maritim dunia kembali, sebab kalianlah yang akan menggantikan kami yang sudah tua," ungkap Wawan.
Selain itu, Makbul Ramadhani yang turut hadir sebagai narasumber juga menekankan kepada generasi milenial agar ikut berkolaborasi dengan pemerintah dan stakeholder untuk mengembangkan dunia maritim di Indonesia.
Ia juga bersedia untuk memandu dan memberikan saran untuk Milenial Indonesia agar memaksimalkan potensi organisasi untuk kesejahteraan masyarakat.
Makbul juga menjelaskan, apabila potensi maritim di Indonesia ini bisa dimaksimalkan, maka Indonesia akan banyak menyerap tenaga kerja dan membuka lapangan kerja baru di dunia maritim.
"Jika potensi di dunia maritim ini bisa kita maksimalkan, maka kita akan banyak menyerap tenaga kerja dan membuka lapangan kerja baru di dunia maritim," kata Makbul.
Oleh karena itu, ia berharap Milenial Indonesia dapat berkolaborasi untuk mewujudkan lahirnya kejayaan maritim di Indonesia yang lebih menguasai kemampuan teknologi.
"Saya berharap, teman-teman dapat menjadi bagian dari terwujudnya kejayaan maritim di Indonesia. Milenial Indonesia yang anggotanya dari berbagai bidang ilmu pengetahuan yang bervariasi, dapat mengangkat derajat ekonomi kita dan mengurangi pengangguran," tambah Makbul.
Terakhir, ia berpesan agar Milenial Indonesia dapat membuat program yang berkelanjutan dan berjangka panjang, sebab persoalan maritim bukan hanya soal investasi, tetapi juga soal kesejahteraan nelayan.
"Milenial Indonesia harus mampu membuat terobosan program yang berkelanjutan dan berjangka panjang. Hal ini menjadi harapan masyarakat, khususnya para nelayan yang saat ini hanya dianggap sebagai penangkap ikan saja. Sudah saatnya para nelayan mendapatkan edukasi inovasi teknologi dan menjadi bagian dari pelaku inovasi dan sadar sebagai penggerak maritim Indonesia," pungkas Makbul. (Fian)